Saturday, August 25, 2007

Horor....

Anda percaya gak kalo setan atau makhluk halus itu ada?? Pasti ada yang percaya dan ada yang tidak. Atau termasuk dalam kelompok orang yang tidak percaya sebelum mengalaminya sendiri. Saya termasuk dalam kelompok tersebut. Dulu saya tidak pernah percaya kalo setan, dkk itu ada, sampai saya mengalami hal-hal yang dijika dicerna lagi, hal itu tidak akan dilakukan oleh manusia.

Kejadian pertama yang saya alami sewaktu saya akan (maap..) pipis di wc yang ada di toko milik orang tua saya. Sebelumnya saya memang sering mendengar cerita kalo suka ada makhluk halus yang suka gangguin orang yang pipis kalo malam hari, jadi jika ada karyawan yang mau pipis malam hari pasti beramai-ramai, gak ada yang berani ke wc yang ada di lantai 3 itu seorang diri. Suatu malam saat saya kebagian tugas untuk jaga toko, saya kebelet pipis, waktu saya naik tangga, salah seorang karyawan menawarkan diri untuk menemani saya, tapi karena saya gak percaya dengan cerita-cerita yang saya dengar dan memang pada dasarnya saya bukan tipe orang penakut (waktu itu seh belum jadi penakut, kalo sekarang seh lain ceritanya..) jadi saya menolah untuk ditemani. Sambil bersiul-siul saya jalan menuju wc, setelah masuk dalam wc saya langsung menyalakan keran air, tiba-tiba....eing..eng....ada suara ketuakan pintu kayu tok..tok..tok..., padahal dari ke-3 wc yang ada disitu tidak ada satu pun yang menggunakan pintu kayu, semua pintu yang ada disitu berbahan plastik. Antara ketukan pintu kayu dan plastik kan suaranya berbeda. Setelah ketukan pertama saya mematikan keran air dengan tujuan supaya bisa denger ketukan itu dengan jelas. Saat keran sudah mati, eh suara ketukan itu makin keras...Dengan semangat 45, saya berlari cepat keluar dari wc dan turun ke area toko....Kemuadian saya tanya pada karyawan yang jaga di dekat tangga naik untuk menuju ke wc: " tadi ada orang yang ke wc selain saya gak?? " dan dia jawab : " gak ada siapa-siapa yang ke wc selain kmu dev..". Jadi bisa disimpulkan dari manakah suara itu berasal?? dan siap yang mengetok-ngetok pintu??

Pengalaman kedua saya juga cukup menarik ( bagi saya seh, entah bagi anda..). Saat itu sabtu malam setelah menghadiri resepsi pernikahan salah seorang kerabat saya dengan pacar saya ( yang sekarang telah berubah status jadi mantan pacar) dan adik saya, entah kenapa kami melewati jalan yang sebenernya jika hari-hari biasa sebisa mungkin kami hindari karena jalannya yang rusak dan berbatu. Tidak jauh dari belokan yang akan memasuki jalan itu terdapat gang yang ada pohon nangka dan kelapa, memang saya juga sering mendengar kalo pohon nangka itu ada penghuninya. Saat mobil yang kami tumpangi belok untuk masuk jalan tersebut, entah mengapa lampu mobil dan penglihatan saya langsung terfokos pada pohon kelapa yang ada di depannya pohon nangka. Saat itu saya melihat ada sesosok manusia dengan mengunakan pakaian berwarna putih dari atas sampai bawah (seperti daster putih) tapi saya tidak melihat wajahnya. Saya sempat berkata : " Ngapain tuh orang malem-malem gini pake baju putuh di bawah pohon kelapa ? kaya gak ada tempat yang lebih enak buat nongkron aja." Adik saya juga berkata: " tau tuh ngapain kali." Tapi setelah melewati pohon kelapa itu, pacar saya saat itu bilang: " coba deh kamu balik liat pohon itu lagi, pasti orang itu sudah gak ada disitu, karena dia bukan manusia". Hua...sulit diceritakan apa yang saya rasa kan saat itu, antara kaget, gak percaya dan takut, semuanya jadi satu.

Kejadian ketiga seh gak gitu seru, tapi saya tetep mau menceritakannya...
Malem minggu malam yang panjang malam yang asik buat pacaran, tapi apa daya dan upaya sabtu malam itu saya (dan pacar saya saat itu tentunya) kebagian tugas buat jago toko yang ada di Pasar Kemis. Jalan dari Cikupa menuju Pasar Kemis saat itu masih rusak dan gelap (sampai saat ini kalo gelap masih tetep). Disebelah kanan jalan itu ada tembok pabrik yang panjang, tembok itu sudah lusuh, warnanya gak karuan karena cipratan tanah yang ada dijalan itu. Saat melewati tembok itu saya melihat sosok seorang pria sedang bersandar pada tembok itu. Saya berkata :" ngapain tuh orang senderan disitu". Lalu pacar saya saat itu yang sedang nyetir bilang, " kamu tuh usil aja yach, mau ngapain juga urusan dia." Di komentarian seperti itu bikin saya diam tak berkata apa pun, eh gak lama kemudian pasar saya saat itu bilang, " itu manusia bukan yach?? ". Nahh loe....makhluk apa yang saya liat barusan. Lantas saya bilang : " udah ah jangan dipikirin itu orang pa bukan". Padahal dalam hati saya penasaran pengen liat lagi. Pas arah pulang dari toko, otomatis tembok itu ada lebih dekat dengan saya yang duduk di sebelah kursi pengemudi, saat melewati tembok itu saya memperhatikan dengan seksama, ternyata di bawah tembok itu ada jalan air yang tidak tertutup, jadi gak memungkinkan untuk seorang manusia bisa berdiri dengan santai dan bersandar di tembok itu tanpa kecebur ke dalam jalan air itu.

Cerita yang keempat, malam itu saya kebagian jaga toko yang ada di Curug, karena gak ada supir yang bisa mengantar saya kesana jadi saya kebagian juga tugas untuk menyetir. Setelah tutup toko, saya bersama beberapa orang pegawai toko pulang ke Cikupa. Saat melintasi jalan Sentul, saya melihat ada seorang pria bertopi dan memengang pancing sedang duduk di atas tanggul yang ada dijalan itu (padahal disitu gak ada pemancingan dan siapa juga yang mau mancing malem-malem). Setelah melewati orang itu, saya berkata dengan pegawai yang duduk di kursi belakang: " coba deh kamu liat di atas tanggul itu ada orang gak?? " trus dia jawab : " gak dev, dari tadi saya gak liat apa-apa disitu". Yang lain juga bilang kalo mereka tidak melihat apapundiatas tanggul itu. Jadi cuma saya satu-satunya yang melihat ada seorang pria pakai topi dan memengang panci duduk diatas tanggul yang ada di pinggir jalan itu. Menurut anda itu manusia bukan sih????

Pengalaman yang paling akhir dan belum lama saya alami ini adalah pengalaman yang sangat luar biasa buat saya. Saat KPL di Lombok pertengahan Agustus 2007 kemarin, saya bersama 16 orang wanita lainnya tinggal di sebuah rumah yang sehari-harinya dibiarkan kosong oleh pemiliknya karena katanya tidak ada yang mau menempati rumah itu. Di dalam rumah itu ada 2 kamar tidur (satu didepan dan satunya dibelakang dekat ruang keluarga), ruang tamu, ruang tv, sebuah ruangan yang bisa dibilang ruang keluarga (karena kita sering pada ngerumpi disitu), 2 buah kamar mandi ( satu di dekat ruang keluarga dan satunya di belakang rumah), dapur dan sebuah ruangan misterius yang terkunci rapat dan yang bikin sampai saat ini bikin saya menyesal kenapa saya gak sempat mengintip apa yang ada didalam ruangan itu.
Saya bersama 3 orang teman saya, MIra, Ica, dan Dee-dee, menempati kamar tidur yang ada dibelakang, sedangkan yang lainnya menempati kamar tidur depan, ruang tamu dan ruang tv yang disulap jadi kamar tidur, tapi ketiga ruangan itu jadi satu kesatuan. Hanya kamar tidur saya yang terpisah. Disalah satu sisi kamar itu terdapat kaca nako yang biasa dilewati jika kami akan masuk ke rumah itu melalui pintu samping.
Malam pertama menempati rumah itu seh biasa aja, kami semua bisa tidur nyenyak (mungkin karena capai) dan belum ada hal-hal seru yang terjadi.
Malam kedua, saya berempat dengan teman sekamar saya sudah bersiap-siap untuk tidur. Saat kuping saya tertutup oleh earphone, teman saya MIra berkata, : " eh, ada yang ketuk jendela tuh? ". Lalu kami berempat langsung bersiaga (meskipun saya tetap tidak mendengar suara ketukan itu setealh earphone di kuping saya di lepas), dan tanpa berkata apa pun Ica (yang kemudian diikuti oleh Dee-dee, Mira dan saya pastinya) langsung melarikan diri ke kamar depan dan bergabung dengan temen-temen yang lain. Ternyata beberapa orang dari kami pun memang ada yang mendengar suara ketukan itu. Setelah bertukar cerita. lalu kami berkesimpulan kalau yang mengetuk jendela itu adalah penduduk yang iseng. Kemuadian saya bersama MIra, Ica dan Dee-dee kembali ke kamar belakang untuk tidur.
Gak lama kami berbincang-bincang sambil menunggu mata mau menutup dengan sendirinya, dan akhirnya kami saling berdiam diri. Saat diam itu hanya tinggal MIra dan saya yang belum tertidur (saat itu saya tau kalo Mira belum tidur, tapi saya sudah tidak nerani lagi untuk bersuara), tiba-tiba tedengar suara pintu samping yang terbuka dan disusul dengan suara ketukan di jendela kamar, saat itu saya sadar bahwa gak mungkin jika orang yang mengetuk kaca jendela itu, karena saya tidak mendengar suara langkah kaki. Saat itu gak ada hal lain yang bisa saya lakukan selain memasangkan earphone dan menyalakan musik sekeras mungkin sampai saya gak bisa mendengar jika ada suara-suara aneh lagi.
Besok paginya saya menceritakan tentang suara itu pada temen-teman serumah yang lain, dan ternyata salah seorang yang tidur di kamar tamu juga ikut mendengar suara itu. Dan yang paling menyeramkan adalah beberapa dari mereka yang tidur di ruang tamu itu mendengar dengan sangat jelas suara gong-gongan ajing (seolah-olah anjing itu ada di depan pintu rumah itu). Sedangkan yang kamii tau, jika siang hari tidak ada seokor anjing pun yang berkeliaran di dearah itu dan penduduk di daerah itu adalah beragama islam yang taat, yang pastinya tidak akan memelihara bintang yang menurut mereka haram.
Malam harinya, malam terakhir kami tinggal di rumah itu. Malam itu sebagian dari kami diundangan oleh pemilik rumah depan untuk nonton tv dan makan semangka sambil bercanda tawa. Tiba-tiba salah seorang dari keluarga itu menanyakan pada kami : " gimana rasanya tinggal di rumah itu? takut gak? ". Ditanya seperti itu saya langsung berfikir memang ada yang janggal didalam rumah itu yang mungkin telah mereka ketahui. Tapi kami menjawab : " pertama sih takut, tapi lama-lama biasa aja tuh". Lantas mbak yang tadi bertanya menlanjutkan pembicaraannya : " trus yang tidur dikamar yang dekat dapur itu siapa?? kamar itukan angker ". Saat itu saya berpikir kalo kamar yang dimaksud adalah kamar tempat saya tidur (hu..untuk tingal semalem saya akan tidur dikamar itu), Setelah balik kekamar itu saya simpan sendiri rasa takut saya (karena 3 orang teman saya yang sekamar itu gak ikut nonton tv dan gak mendengar cerita kalo ada salah satu kamar dalam rumah itu yang angker). Malam itu susah rasanya mata saya untuk memutup, karena rasa takut yang saya rasakan. Saat mata saya sudah mulai bisa menutup, tiba-tiba lampu di rumah itu mati....Rasa takut saya semakin bertambah....Saya sempat berpikir kalo cuma lampu rumah itu yang padam sedangkan lampu rumah penduduk yang lain tidak padam. Pengin ngompol rasanya menahan rasa takut..........Setalah lampu kembali nyala, saya baru bisa benar-benar tertidur.

Dari kejadian-kejadian yang sudah saya alami, saya jadi percaya bahwa memang ada makhluk halus, setan dan kawan-kawannya itu ada, meskipun kita gak bisa melihatnya secara langsung.

Saya berharap kejadiaa yang saya alami di Lombok itu adalah kejadian yang menakutkan yang terakhir saya rasakan....
I hope........

No comments: